Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali pastikan Indonesia tidak terserang krisis pada 2023 ini. Dia mengarah pada perkiraan Dana Moneter Internasional atau IMF yang baru keluarkan perkiraan ekonomi dunia.
“IMF barusan keluarkan perkiraan sepertiga dari ekonomi dunia akan peluang terserang krisis. Kita tidak terhitung yang sepertiga, insya Allah kita menjaga terus,” tutur Sri Mulyani dalam video YouTube Kementerian Keuangan, diambil pada Ahad, 8 Januari 2023.
Awalnya, Direktur Eksekutor IMF, Kristalina Georgieva pada 1 Januari 2023 kembali mengingatkan mayoritas ekonomi global masalah krisis. Dia menjelaskan 2023 bisa menjadi tahun yang susah karena mesin khusus perkembangan global – Amerika Serikat, Eropa dan Cina – alami kegiatan yang menurun.
Karenanya, Sri Mulyani memandang 2023 ialah tahun yang bagus sekali dan banyak memiliki rintangan. Ditambah tahun ini kita ada jadwal politik dalam negeri, yakni ke arah Pemilu 2024. “Jadi tentu temperatur sedikit akan bertambah,” katanya. Ditambahkan rintangan dari ekonomi global yang hebat.
Tapi, menurut dia, perbaikan perekonomian Tanah Air semenjak tahun kemarin terus kuat sampai kwartal ke-3 2022. Dia juga mengharap pada kwartal ke-4 2022 perkembangannya bisa bertahan disekitaran 5 %. Meskipun begitu, Sri Mulyani mengingati rintangan di 2023 peluang semakin lebih berat dan harus terus dijaga dengan rasa kepercayaan diri dan kesiagaan.
Dalam pada itu, Ekonom senior Kampus Indonesia Faisal Basri menjelaskan walau ekonomi Indonesia tidak terlepas dari ekonomi global, masih tetap perlu waktu untuk efeknya menyebar ke Tanah Air. Tapi, dia memandang Indonesia akan hadapi tantang berat, walau ada peluang tidak alami krisis.
Ekonom alumnus Vanderbilt University, Amerika Serikat itu, mengingati supaya setiap faksi untuk selalu siaga karena krisis ialah kombinasi di antara permintaan shock dan suplai shock, disertai inflasi yang tinggi sekali. Ditambahkan, katanya, dampak wabah Covid-19 sebenarnya masih terjadi.
Rintangan yang lain ialah climate change yang makin menggila. Menurut Faisal, efeknya dapat memengaruhi harga pangan, karena banjir dan kekeringan berlebihan. Dia meramalkan produksi pangan terus akan turun, bahkan juga tiap negara kurangi exportnya dan menambahkan suplai cadangan.